Barmy Blokes: Keluguan Menjerumuskan Siti ke Dunia yang Gelap

 
Foto: Farhan Rizky

“Sudah saatnya kita berdiri dan berkata dengan lantang Sak-sakku to! Sudah saatnya kita percaya diri, jangan terlalu dengerin kata orang, sing penting tetap bergerak dan produktif. Godspeed, cah! #WongLiyoNgertiOpo”- Barmy Blokes


Barmy Blokes, pripun kabare?

Baik mas Alhamdulillah.


Hari ini kalian sangat produktif. Sebelum menceritakan soal itu, kalian kembali (lagi) di tahun 2022. Apa yang terjadi sebelum itu?

Di tahun akhir 2019 kami mengalami masa transisi dari muda bodoh dan tiba-tiba lumayan harus dewasa. Walhasil satu persatu dari kami mulai bekerja dan sibuk dengan urusan masing-masing. Juga kebetulan Wiki harus bekerja di Jakarta waktu itu, lalu tanpa ada kesepakatan yang jelas akhirnya kami vakum. Nahasnya juga tahun depannya Covid mulai merebak di Indonesia dan segala kegiatan kreatif dalam band juga semakin melemah.


Kemudian kalian merilis dua single di Spotify, Klan Odekolonye & Rockstar Kota Satelit. Sebelumnya juga sudah rilis single di Soundcloud. Kemudian kalian masif untuk tampil di gigs mulai gorong-gorong sampai festival. Momen apa yang membuat kalian gas terus?

Tentu support dari teman-teman yang selalu menjadi semangat empat orang dengan ambisi pas-pasan ini. Apalagi setelah era pandemi selesai makin banyak lagi karya-karya yang keluar khususnya dari lingkaran tongkrongan kami yang semakin membuat kami termotivasi untuk "buat apalagi ya?" Apalagi setelah era pandemi selesai makin banyak lagi karya-karya yang keluar khususnya dari lingkaran tongkrongan kami yang semakin membuat kami termotivasi untuk "buat apalagi ya?" Dan sampai sekarang salah satu faktor besar dari laju Barmy Blokes adalah pertemanan. Karena kalo ngomongin duit pun Barmy belum bisa menjadi pacul untuk menghidupi keluarga. Awokwok.


Kita beberapa kali ketemu di gigs yang sama, entah hanya di backstage maupun berbagi panggung. Mungkin sudah kesekian kali saya nonton Barmy Blokes, yang paling berkesan mungkin saat showcase di Suaka Coffee. Kenapa memutuskan memakai beberapa kostum? Waktu itu ide dari siapa?

Ide kasar muncul dari Wiki, dasarnya karena musik atau band ini memiliki kewajiban menghibur ya, maka satu-satunya goal yang relevan adalah menghibur. Waktu itu kami berpikir bahwa showcase launching harus menjadi spesial dan berbeda dari show-show Barmy sebelumnya. Akhirnya muncul ide tersebut, sebuah repertoar yang menceritakan proses Barmy dari zaman kuliah sampai sekarang sudah menjadi pekerja. Yang awalnya berantakan sekarang berusaha sedikit lebih rapi, namun juga tidak ingin meninggalkan kesan nakal pas-pasannya.

Jika diingat lagi, sebelumnya Leluasa juga pernah bincang-bincang secara off air dengan Barmy Blokes di PPM Space ya. Waktu itu dengan Wisda Bintang (WB) dan dihadiri teman-teman. Masih inget kan? Momen bulan puasa tetapi mbeling. Hahaha. Meski kalian gak komplet karena ada kesibukan lain, apa kesan yang kalian dapat pada malam itu?

Balik lagi ke pertemanan sih, acara kecil tersebut di luar ekspektasi kami, ternyata banyak teman-teman yang mengapresiasi dengan datang dan nyimak tenanan maka malam itu jadi sejarah bagi kami meskipun kecil dan sederhana. Semoga bisa menjadi ingatan juga bagi teman-teman semua—termasuk kami bahwa …tongkrongan kami bukan tongkrongan pecundang… (lagu TikTok) dan akan terus berjalan meski pelan.


Kembali lagi ke pertanyaan, kemudian di tahun berikutnya (2024) kalian merilis EP format kaset bersama Narimo Records. Bagaimana proses kerjasama yang kalian lakukan?

Awalnya ini semacam kebetulan. Karena waktu itu kami (teman-teman Fluxbasement) lagi bertemu untuk ngobrolin sebuah rencana event, di sana ada Soklin. Lalu Wiki tahu bahwa Soklin sedang akan memulai geliat per-record-label-an dengan wadah Narimo Records. Spontan saja, Wiki meminta untuk dibantu Narimo merilis EP Prasangka 01 yang kemarin sudah mengudara.


Oh ya, maaf sampai kelupaan. Kenapa saya jadi sok iye gini yee. Padahal kan belum kenalan, btw Barmy Blokes saat ini diperkuat oleh siapa saja?

Barmy Blokes adalah 4 lelaki kikuk yaitu Wiki (Guitar & Vocal), Temon (Drum), Jambrong (Bass), Capid (Lead Guitar).


Perlu gak sih? Kalo saya menanyakan arti nama Barmy Blokes? Pertanyaan template gapapa ya.

Waktu itu kami sedang gandrung-gandrungnya dengan budaya Inggris, sering juga mengulik atau menonton film-film Inggris seperti: Trainspotting, Quadrophenia, This is England, The Stoned, dan mungkin ada lagi tapi kami lupa. Paparan tersebut yang akhirnya membuat kami ngulik-ngulik bahasa slang Inggris dan ketemu lah nama Barmy Blokes yang sepertinya cocok dengan tabiat kami, yang artinya adalah: laki-laki yang bodoh ataupun gila.

Baru saja merilis single terbaru berjudul Siti and City berapa lama proses penggarapan single ini hingga selesai?

Kalo syairnya udah ditulis dari tahun lalu 2023, cuman musiknya digarap baru pertengahan tahun 2024 karena memang masih sibuk buat aktivasi EP Prasangka yg kemarin kami rilis.


Apa yang mempengaruhi musik Barmy Blokes hari ini?

Kami masing-masing punya preferensi sendiri soal musik, paling seputar Blur, The Strokes, Amyl and the Sniffers, The Brandals, dll. Tapi yang nge-jahit seleranya sih yang penting bisa buat joget hura-hura. Tapi secara syair dan tema kami lagi mencoba lebih sensitif kepada isu-isu yang ada di sekitar kami sendiri, mencoba lebih jelas dalam menyampaikan pesan.


Apakah lirik lagu Siti and City begitu nakal? Sebenarnya bercerita tentang apa?

Siti sebagai tokoh fiksi di sini memang digambarkan sebagai orang yang mudah terpengaruh dengan lingkungan. Tetapi kalo dibilang nakal gak juga sih, pengennya ini menggambarkan keluguan doi aja, yang akhirnya menjerumuskan Siti ke dunia yang gelap. Syair Siti ini juga terinspirasi dari satu sahabat dekat kami, yang beberapa tahun terakhir dia terlalu jauh terjerumus dalam penggunaan substance terlarang (sebut saja sinte dan klethik), yang mana hal itu diakibatkan karena dia mengidolakan hal buruk dari seseorang. Misal suka Kurt Cobain tapi dijupuk narkoba ne tok, berkarya ne ora (misal ya wkwk)... Juga menyentil tentang habit bersosmed hari ini seperti judul "POV: Gaji tiga digit di Solo" ini kami bayangkan juga menjadi pemicu seseorang makin stress jika standar hidup dipasang tinggi-tinggi, sedang UMK daerah itu masih rendah. Hal-hal itu sih yang jadi trigger menulis tema di Siti and City ini.


Beri kami 3 rekomendasi band lokal, beserta alasannya.

The Skit lagunya valid enak, Ruxun Keos musiknya unik dan dieksekusi secara pas mantab, Mess in Balance napas baru yang membawakan tema lawas penting untuk mewarnai musik kota Solo.


Terakhir, sebelum saya akhiri mungkin ada yang ingin disampaikan untuk pembaca interview ini?

Sudah saatnya kita berdiri dan berkata dengan lantang Sak-sakku to! Sudah saatnya kita percaya diri, jangan terlalu dengerin kata orang, sing penting tetap bergerak dan produktip. Godspeed, cah! #WongLiyoNgertiOpo.



Connection:
Barmy Blokes

Instagram
Spotify

*interview ini sebelumnya tayang dalam Leluasa Zine #7 yang dirilis Desember 2024.


Interviewer: A. Dian

Editor: Rudi Agus Hartanto

Posting Komentar untuk "Barmy Blokes: Keluguan Menjerumuskan Siti ke Dunia yang Gelap"