 |
Foto: @rifkysptr.9 |
Semrawut dan
kesumpekan di Sukoharjo sebelah utara diredam The Riak dengan berkarya meski
disibukkan tugas tiap pekannya. Membawa alternative rock yang kiblatnya pada
iman "bermusik" masing-masing personil melahirkan ragam warna di
dalamnya. Sebuah bangunan indekos milik salah satu personil singgah–lah yang
memulai perjalanan band penyakit ini. The Riak menjajal bereksperimen dengan
mengawinkan imaniah bermusik antar
personilnya, yang sama sekali berbeda tiap individunya.
Kampus yang
namanya Surakarta namun geografisnya di Sukoharjo inilah kuartet pemuda rock
nanggung menuju usia dewasa berkenalan. Empat dari anggota band ini berisikan
Brian (vokal), Ardi (drum), Surya (gitar), Ferdy (gitar) untuk bass–nya mereka additional, kata Ardi ketika diinterviu
seusai jam perkuliahannya, di gazebo belakang sekretariat MAPALA.
The Raid, Sebagai Markas
Awal dibentuk
The Riak sendiri di indekos tempat Ardi sang penabuh drum singgah. Mereka
menamai kos-kosan ini dengan nama yang sangar, "The Raid". Ketika
dilontarkan pertanyaan, "kenapa kok bisa The Raid?", Ardi yang
menempati indekos ini, mengajak membayangkan suasana lorong-lorong yang gelap di
antara pintu kamar kos. Terkesan mencekam bak latar film "The Raid
2011" di apartemen yang termakan usia.
Dari
mencekamnya indekos The Raid inilah kuartet alternative rock The Riak dapat
melahirkan karya. Dari yang hanya genjrang-genjreng atau sekadar memutar lagu
kesukaan masing-masing, beranjak mengulik lagu-lagu yang diputar, hingga pada
ujungnya terpikir membuat band. Bahkan sekadar seusai berkuliah mereka
berkumpul di sini. Atau sebelum berangkat latihan ke studio, mereka selalu
dipersatukan oleh indekos "The Raid". Hubungan emosional antara band
The Riak dan kos The Raid saling mengikat tak mau melepas.
"Ya, kalau
kita (The Riak) sama kos-kosan The Raid ini sangat berkaitan. Kita buat materi
lagu, kita saling berkeluh kesah, menyusun tugas kuliah, apa ajalah entah
band-band an atau perkuliahan hingga hidup dan mati. Kos-kosan The Raid, tempat
kita berbagi", Ardi–Drummer The Riak
Kemunculan Nama The Riak
Suntuk dan
bosan akan tugas kuliah yang numpuk. Serta kehidupan kampus yang kering membuat
mereka nekat dengan tekad bulat menyatakan The Riak resmi ada. Sekelebat
terlintas di benak, apa benar kata riak diambil dari dahak di tenggorokan yang
mengganggu itu? Apa benar band ini isinya orang mengidap penyakit di saluran
pernafasan mereka? Atau mereka hanya menamainya dengan asal saja, "ehmm... namanya The Riak" entah
spontan atau sekadar nyeleneh saja. Mungkin bisa saja ini plesetan dari
"Teriak". Ah, sudahlah daripada hanya duga-menduga tak pasti, cukup.
Ardi dan
Brian–lah yang membeberkan awal penamaan The Riak ini saat diinterviu.
"The Riak, ini pada batuk pilek atau bagaimana?". Dengan pertanyaan
tersebut Ardi dan Brian spontan saling bertatap mata lalu tertawa cekikikan.
Ternyata praduga soal penyakit pilek disertai dahak ini tadi benar dan langsung
dikonfirmasi mereka berdua di gazebo yang sama. Lanjutnya diberikan detail oleh
sang drummer bahwa, Brian–lah orang
yang beriak. Ternyata, vokalisnya mengidap sinusitis yang memunculkan lendir
berlebih pada sinus. Dari dahak Brian tercetuslah The Riak, yang di daerah sini
itu dia sering ngeriak atau berdengkur asik dengan dahaknya.
"Brian ini
sering banget bikin suara, ...khuakhhh
khuokhhh... sama sering banget sentrap
sentrup, de'e penyakiten ogh", Ardi lagi.
Jalan Bermusik The Riak
"Berkarya,
berkarya, berkarya sementara itu dulu, soal materi nanti kalau karya kami sudah
numpuk!", Ardi–Drummer The Riak.
Setelah
terbentuknya The Riak di penghujung 2024, di bulan Mei 2025 mereka resmi
merilis single pertamanya. Single tersebut bertajuk Berselancar Di
Alam Waktu. Dengan perililisan single
tersebut The Riak masih akan merilis karya-karyanya yang
lain. "Kita udah ada materi yang lain, yang pasti lebih bervariatif dari
yang ini (Berselancar Di Alam Waktu)", terang Ardi.
The Riak
terhitung baru dua kali tampil di event
gigs kampus dan komunitas stand up comedy.
Kuartet rock alternative ini di harapan terdalamnya juga kepingin manggung di
acara festival. Namun Ardi yang mewakili di antara empat yang lain menyatakan
bahwa, The Riak saat ini sedang hanya berfokus pada pembuatan karya-karya yang
lain. "Kita mau perbanyak karya dulu aja lah, biar nanti kalau perform
ada rasa bangga tersendiri", jelas Ardi dengan pupilnya yang mengarah ke
langit-langit dan nampak sedikit senyum tipis.
The Riak saat
ini hanya ingin berkarya tanpa lelah. Perbanyak karya terlebih dahulu, sambil
nyicil tugas kuliahnya. Yang pasti mereka tak ingin mati dan cepat puas atas
karya mereka sendiri.
Connection:
The RiakKartasura, Sukoharjo
Posting Komentar untuk "Melawat Ke Tepi Utara Sukoharjo, Menyambangi The Riak: Band Penyakit!"
Posting Komentar