Lagu Lama, Luka Baru: Gen Z Butuh “You’ll Be In My Heart”

Sampul Single You'll Be In My Heart (2022)

Gen Z tumbuh di dunia yang berjalan sangat cepat. Mereka dituntut untuk cepat pula dalam beradaptasi. Ada kalanya mereka merasa lelah menghadapi tekanan dan tuntutan tersebut. Sebagian besar dari mereka melampiaskan rasa lelah itu untuk mendengarkan musik. Gen Z cenderung akan memilih lagu yang relate dengan keadaan mereka. Lagu You’ll Be in My Heart menjadi lagu yang sering didengar saat ini. Lagu yang dulu dinyanyikan oleh Phil Collins sebagai soundtrack film Tarzan ini dipopulerkan kembali oleh penyanyi asal Indonesia, Niki Zefanya. Lagu ini memiliki lirik yang dinilai sangat relate dengan kehidupan Gen Z. Niki menambah kesan hangat lagu ini dengan menghadirkan alunan instrumen gamelan yang menunjukkan ciri khas budaya Indonesia.

Terkadang Gen Z tidak menyadari bahwa lagu semacam You’ll Be in My Heart menjadi tempat pelampiasan emosional yang efektif. Liriknya yang hangat dapat berperan menjadi teman dan pelukan hangat di saat mereka membutuhkan ruang yang aman untuk mengeluh. Lagu ini memang tidak dapat memberi solusi untuk masalah yang dihadapi, namun dapat menjadi penenang untuk mereka dengan menghadirkan kesan bahwa mereka tidak sedang berjalan sendiri.

Lagu You’ll Be in My Heart tidak melulu bertema romansa. Lagu ini dapat dilihat dari banyak sudut pandang lain. Dari sudut pandang Gen Z, lagu yang dicover Niki ini seperti memberi pelukan yang menenangkan. Pada lirik “Just take my hand, hold it tight. I will protect you from all around you” seolah berkata bahwa mereka tidak sendiri, masih ada seseorang yang sayang dan melindungi mereka dari segala hal. Gen Z yang mungkin berada di titik terendah dan merasa putus asa dengan keadaan akan merasa memiliki harapan untuk bangkit dan menghadapi dunia yang tidak selalu ramah pada mereka.

Niki sukses merilis cover lagu You’ll Be in My Heart pada tahun 2022 yang kembali populer tahun ini. Makna lirik yang dalam dan menyentuh seperti pada lirik “For one so small, you seem so strong. My arms will hold you, keep you safe and warm” menggambarkan Gen Z yang terlihat kuat dari luar namun sangat rapuh di dalam. Sekuat apapun mereka dalam menghadapi dunia akan tetap merasakan ketakutan, kecemasan, dan kekhawatiran sehingga membutuhkan seseorang sebagai tempat bersandar. Seseorang yang selalu ada ketika senang maupun sedih untuk memberikan pelukan penenang.

Bagian reff “You’ll Be in My Heart” memiliki banyak makna bagi Gen Z dalam menghadapi kerasnya dunia. Lirik pada bagian reff menjadi pengingat bahwa mereka layak untuk disayangi dan dicintai tanpa syarat. Gen Z tidak perlu merasa sendirian dan tertekan oleh dunia yang berekspektasi tinggi pada mereka. Merdunya suara Niki pun memberi tambahan rasa emosional tersendiri dalam menyampaikan makna lagu ini.

“Don’t listen to them” Jangan dengarkan mereka. Dunia yang bising, terlalu banyak suara, seringkali mempengaruhi Gen Z dalam bersikap dan berekspresi. Mereka akan tertahan dengan suara-suara yang menjatuhkan mental. Lagu ini mengatakan bahwa Gen Z tidak perlu mendengar suara tersebut. Suara yang menghambat kehidupan. Dunia tidak tahu apa saja yang sudah mereka lalui. Hanya perlu menerima dan merasa cukup dengan apa yang ada. Hal itulah yang menjadi kunci bahagia.

“When destiny calls you, you must be strong. I may not be with you, but you got to hold on. They’ll see in time, I know” Makna penggalan lirik tersebut tak kalah dalam dan menyentuh. Ada kalanya mereka, Gen Z, harus melepaskan dan merasakan yang namanya perpisahan. Mereka tidak dapat terus berada di samping orang yang disayangi. Mungkin jalan yang ditempuh tak lagi searah. Walaupun terpisah secara fisik, orang-orang yang disayangi tetap berada di hati. Mereka tetap menjadi kekuatan saat dunia yang dihadapi sedang tidak baik-baik saja.

Pada akhirnya, Gen Z tidak selalu memerlukan solusi besar untuk melampiaskan rasa kesal, lelah, dan frustasinya. Mereka hanya butuh hal kecil yang dapat kembali membangkitkan semangat dalam diri untuk menghadapi dunia yang keras. Ingin dimengerti dan ditemani. Cukup dengan mendengar lagu You’ll Be in My Heart mungkin dapat memberi kekuatan tersendiri. Sesederhana itu.


Penulis: Salsa Rohmatin Jamillahir 30 Juli 2006 di Boyolali dengan nama panggilan Salsa. Seorang mahasiswa jurusan Ekonomi Pembangunan yang sering disangka lagi belajar bangun rumah.



Editor: A.

Posting Komentar untuk "Lagu Lama, Luka Baru: Gen Z Butuh “You’ll Be In My Heart”"