“Teman-teman perokok kalau pas jenuh barangkali ngudud dapat sedikit memberikan rasa yang baik” - Doze Club
Doze Club, apa kabar? Bagaimana cuaca Karanganyar hari ini?
Hallo, Mas. Kabar baik dan cukup menyenangkan kadang ya mood naik turun. Wkwkwk. Karanganyar akhir-akhir ini sering dilanda hujan, Mas. Jadi buat teman-teman kalau ke Karanganyar bawa mantol dan jaga kesehatan, yess. hehe.
Meski kita sering bertemu, tapi saya memilih menyimpan penasaran ini. Sebenarnya bagaimana awal mula Doze Club?
Awal tahun 2020, kami bertiga (A’ang, Ican, Ipul) sudah ben-benan bareng dulu sama teman kami, Nico. Di band sebelumnya tadi, karena Nico sudah berkeluarga dan pindah ke Nias, kita leren ben-benan dulu. Berhubung sudah punya beberapa rencana, kami bertiga rembukan, Mas: “kira-kira kalo bikin ben lagi gimana gitu?”Akhirnya kami oke. Ditambah perkenalan dengan Uncle Jonathan, akhirnya kami berempat sepakat bikin Doze Club di tahun 2021 akhir.
Kemudian pemilihan nama Doze Club? Bagaimana ceritanya?
Kalau pemilihan nama menurut kami agak lucu sih, Mas. Wkwk. Doze dalam bahasa Inggris kan artinya ngantuk atau tidur ayam, kalau di bahasa Jawa lier-lier atau sak-seran. Nah, kami kan dulu sering nglangut, ngalamun, kesepian, dan diserang sindrom lier-lier tadi, Mas. Wkwk. Kebetulan juga pengin punya lagu-lagu yang agak selow, ngantuk, ngalamun gitu.
Apa yang mempengaruhi musik Doze Club?
Kalau apa yang memengaruhi kami, kayaknya kami belum menyadari juga. Wkwk. Cuma penginnya punya agak dipengaruhi suara fuzz, kadang overdrive aja sama drum yang santai.
Tepat hari ini, kalian merilis single Nicotiana Tabacum. Bagaimana proses penggarapannya?
Wahhh. Iki, iki, prosesnya panjang, Mas. Sampai ada beberapa teman tanya: “kapan kih?” sebanyak ratusan kali. Wkwk.
Mungkin karena kemampuan kami kurang dalam bermusik menyebabkan agak awang-awangen gitu, sebenarnya Nicotiana Tabacum ditulis tahun 2020 dan ada beberapa perubahan pada aransemen. Akhirnya, sampai di Juli 2024 kita sudah—menunggu—terlalu lama dan harus segera kih. Langsung, mas, minta tolong ke Arga Gondrong (Breez) buat menghubungkan kami drngan mas Kukuh di Wellbeing. Dibantuin rekaman sekalian mixing, mastering di sana. Terima kasih, Wellbeing. Hehe.
Jika dicari pada mesin pencarian, judul ini merupakan nama tumbuhan herba. Kenapa memilih judul ini, apa yang ingin kalian sampaikan lewat single Nicotiana Tabacum?
Ini sebenarnya cuma menceritakan tentang pas garap tugas dikancani mbako tingwe aja, alias Nicotiana Tabacum itu., Mas. Soale rung nduwe makhluk hidup sing ngancani. Wkwk. Ya, kalo teman-teman perokok kalau pas jenuh barangkali ngudud dapat sedikit memberikan rasa yang baik.
Siapa yang menulis liriknya?
Untuk lirik awalnya ditulis oleh Ipul ketika masih indekos di Sukoharjo, September 2020. Pas kalau gak salah awal-awal harga rokok bungkusan naik, jadi banyak teman-teman yang rokoknya tingwe. Karena harus disesuaikan dengan lagunya beberapa bagian ditambah lirik dari Ican.
Apakah berencana untuk merilisnya pada format selain digital?
Kalo rencana, penginnya ada, Mas. Cuma ya paling tidak tambah 3 lagu lagi kali ya. Untuk saat ini digital dulu.
Kenapa memilih Jampeace/Babagozy sebagai pembuat ilustrasi single kalian?
Karena ndan Jampeace ki wonge lucu dan asyik, Mas. Udah kenal lama juga, sering ngobrol, lihat-lihat karyanya, kita cocok aja kalau Jampeace yang bikin ilustrasinya. Tengkyu, Bababglosiii.
Hal ini sering kami tanyakan. Bagaimana ekosistem musik di Karanganyar menurut sudut pandang kalian?
Jika menengok sepuluh tahunan lalu masih banyak gigs cadas di Karanganyar—baik itu berupa underground ataupun penggung beneran. Mungkin karena wabah yang terjadi beberapa tahun lalu kita alami, menjadikan banyak perubahan di Karanganyar sendiri, terutama ekosistem musik. Akhir-akhir ini ekosistem di Karanganyar sedang mengalami proses pembentukan kembali. Ada banyak alasan sebenarnya. Tetapi yang paling sering terdengar adalah bandku vakum. Rada-rada sulit kalau mau latihan band, satu kabupaten cuma ada satu studio. Wkwkw. Kalau mau latihan harus ke Sukoharjo atau ke Sragen dulu jika studio di Karanganyar penuh. Apalagi kalau mau buat gigs. Yang susah itu nyari tempatnya, kadang tempatnya “oke” tetapi sewanya kemahalan atau sewanya murah tapi tempatnya mepet pemukiman. Munculnya teman-teman kolektif menjadi semacam angin segar bagi teman-teman di Karanganyar dan membuat rantai ekosistem tersebut lambat laun bisa pulih kembali, aminn.
Band Karanganyar yang paling kalian ingat dan kenapa?
A’ang: Gendar Pecel, karena band itu selalu nyentrik di setiap panggungnya yang membuat saya kepikiran kalau manggung emang harus effort dan ada gimiknya.
Ican: Mountain Reggae, musik yang disuguhkan cocok dengan udara dingin di sebagian daratan karanganyar. Salah satu band reggae dengan warna musik yang cukup unik dan yoman dengan kiprahnya dari dulu sampai sekarang.
Ipul: Classhroom Poppunk, band pop punk teman yang lagunya direkam sendiri di rumah, lagunya bisa diakses di Reverbnation.
Jonathan: Fluffy Kitten, karena sempat menjadi band pensi yang paling digandrungi dan suasana musiknya yang unik di tambah alat musik synthizer.
Pertanyaan tambahan, hehehe. Jika ada teman-teman yang main ke Karanganyar, apa kira-kira kuliner yang kalian sarankan?
Kalau yang menurut kami, sega iso (jeroan sapi) gak ada matinya di sini. Bayangkan! nasi dikasih iso goreng, kering tempe, kremes, sambel sama lalapan tetapi kalau mau spesial tambah telur dadar. Ada pondoh pecel, nasi yang diliwet campur santan kemudian dicocoh (ditumbuk)sampai padat.
Diisajikan dengan irisan kotak tipis, dibubuhi sayuran, dan sambel pecel. Pondoh pecel dapat dicicipi di Karanganyar utara, daerah Batu Jamus. Rica-rica menthok di daerah Mojogedang dan Kerjo, warung makan Mbak Endang deket Uncle Fat Coffee. Teman-teman harus mencobanya!
Mungkin ada pesan dan kesan yang ingin disampaikan kepada teman-teman yang membaca interview ini? Ipul: Tetap semangat jangan lupa leren diluk.
A’ang: Teman-teman tetap jaga pertemanan dan saling bersahaja, merga ora enek sek jenenge mantan kanca.
Jonathan: Selalu jaga kesehatan, jangan lupa ngopi, dan jangan malu untuk mencari ataupun mengembangkan bakat kalian.
Ican: Tetap semangat teman-teman, menjadi seorang yang hidup di kabupaten dan tetap nekat mencoba memainkan musik bukan suatu masalah.
Connection: Doze Club Karanganyar, Jawa Tengah, Indonesia
Posting Komentar untuk "Doze Club: Mengerjakan Tugas Ditemani Tembakau Tingwe"
Posting Komentar